Tren SMS tipuan dinilai ahli psikologi
sebagai bentuk ketidaksiapan masyarakat atas perkembangan teknologi.
Pelaku juga dinilai memanfaatkan budaya kasihan di Indonesia.
Pernyataan ini diungkapkan oleh dosen psikologi Universitas Indonesia
Rose Mini Adi Prianto saat dihubungi Rabu (1/9). “Saat ini perkembangan
teknologi begitu tinggi sehingga kesempatan untuk penyebaran
kriminalitas ikut meningkat. Beberapa media yang dulu tidak ada kini
dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku, SMS atau telepon misalnya. Salah
satu alasannya mungkin karena kita belum siap dengan kehadiran teknologi
itu sendiri.”
Menurut Rose, salah satu tolak ukur kesiapan adalah waspada dan tidak
gampang percaya. “Ada beberapa pihak yang masih mudah percaya dan tidak
waspada dengan semua pesan yang diterima di ponsel mereka. Saat tahu
ada keluarga yang membutuhkan pertolongan, mereka akan langsung segera
memberi bantuan.”
Tidak hanya itu, Rose menganggap bahwa masyarakat Indonesia sendiri
memiliki tingkat empati yang tinggi. “Kita gampang kasihan kan saat tahu
ada orang lain di luar sana yang kesusahan? Seandainya kita tahu bahwa
itu merupakan permintaan seseorang tidak dikenal dan uang tersebut untuk
pulang kampung misalnya, maka bisa saja kita mengirim pulsa atas dasar
kasihan.”
Banyak alasan yang menyebabkan seseorang menjadi begitu mudah percaya
atas pesan apapun yang mereka terima, ujar Rose, yang pertama adalah
rasa khawatir. Ini juga menyangkut tingkat kekeluargaan masyarakat
Indonesia masih tinggi.
“Saat kita tahu keluarga kita sedang dalam kesusahan dan tidak dapat
dihubungi, kita serta merta akan mengirim pulsa ke mereka kan?”
Selain itu, Rose menilai bahwa perangkat seluler yang semakin murah
menjadikan medium tersebut makin banyak beredar di masyarakat, termasuk
kalangan dengan tingkat pendidikan rendah. “Karena harga murah, ponsel
jadi gampang ditemui dan mudah diakses. Ada beberapa orang yang tidak
tahu cara menggunakannya dan bagaimana menghadapi penipuan tentu besar
kemungkinan menjadi korban.”
Oleh karena itu, Rose meminta masyarakat untuk lebih melek teknologi.
“Jangan sampai kita mudah percaya dan dipengaruhi oleh orang-orang
jahat yang memanfaatkan teknologi. Kita harus tahu penggunaannya dengan
sehat.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Tanggapanmu Di Sini