.
English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Home » » Dari Raksasa Apple Hingga Ceramah Kematian

Dari Raksasa Apple Hingga Ceramah Kematian

Written By AAN PRAWIRA on Jumat, 07 Oktober 2011 | 7.10.11

Mantan CEO Apple Steve Jobs (REUTERS/Matt Dunham)

Lahir di luar nikah. Diadopsi, lalu besar menjadi manusia super brilian. Mengubah dunia.

Steve Jobs telah wafat. Kabar kematian itu diumumkan Apple, perusahaan teknologi yang berkibar namanya keseluruh dunia. Jobs meninggal, Rabu 5 Oktober 2011. Begitu banyak julukan yang diberikan kepada orang ini. Tokoh inovator, pembentuk karakter teknologi baru, penentu trend piranti modern dan seabrek julukan lain.
Beberapa tahun belakangan, selain berjuang menciptakan sejumlah piranti baru, Jobs juga berjuang melawan kanker pankreas yang menderanya semenjak 2004. Penyakit itulah yang menyebabkan tubuh tegap Jobs terlihat garing belakangan ini.
Steve Jobs, pendiri sekaligus penemu gadget andalan di perusahaan Apple terlihat kurus kering dalam beberapa foto terakhir. Padahal, dalam foto beberapa tahun lalu, dia masih terlihat sedikit "berdaging" dan senyumnya terlihat riang.

"Dengan energi, semangat dan kecerdasan yang brilian, Steve adalah sumber dari berbagai inovasi yang memperkaya hidup kita. Dunia menjadi lebih baik karena Steve," begitu bunyi pengumuman Apple soal kematian itu.

Jobs meninggalkan perusahaan ini dalam kejayaan yang luar biasa. Keuntungan perusahaan dengan Macintosh dan iPhone sebagai produk andalannya ini mencapai belasan miliar dolar.
Kematian Jobs meninggalkan kesedihan bagi publik Amerika, termasuk Presiden Barack Obama. Dalam pernyataannya, Obama mengatakan bahwa Jobs adalah salah satu inovator terbaik negara itu. Dengan hasil karyanya, kata Obama, Jobs menunjukkan semangat orang Amerika.

"Dia adalah orang yang berani berpikir berbeda, cukup bernyali untuk meyakini bahwa dia mampu mengubah dunia, dan cukup berbakat untuk mewujudkan itu," kata Obama dalam pernyataannya, dilansir dari laman Sun Times.
Kolega sekaligus saingan terbesar Jobs, pendiri Microsoft, Bill Gates, juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam. Dia lalu mengenang pertemuannya dengan Jobs. "Steve dan saya pertama kali bertemu sekitar 30 tahun lalu. Kami sejak itu menjadi kolega, kompetitor, dan sahabat," kata Gates.
Berbagai ucapan belasungkawa juga datang dari tokoh-tokoh terkenal di dunia teknologi internet. Salah satunya adalah pendiri Yahoo! Jerry Yang, yang mengatakan Jobs adalah guru sekaligus pahlawannya. "Dia tidak hanya memberikan saya saran dan dorongan semangat, dia juga menunjukkan kepada kita semua bagaimana inovasi dapat mengubah hidup. Saya dan dunia akan merindukannya," kata Yang.
Steve Jobs tidak hanya mewariskan piranti teknologi yang canggih, tapi juga mewariskan begitu banyak murid yang mampu mengubah dunia, mengubah cara berkomunikasi, bahkan membuat dunua berada dalam gengaman Anda.
Salah satunya adalag Mark Zuckerberg. Anak muda yang menemukan Facebook, yang kini diikuti ratusan juta orang. Di Indonesia saja sudah lebih dari 40 juta penguna. Zuckerberg menegaskan bahwa Jobs adalah sahabat dan guru terbaiknya selama ini.  "Terima kasih telah menunjukkan bahwa yang kau buat dapat mengubah dunia," kata Zuckerberg.

Anak Adopsi
Jobs dilahirkan pada 24 Februari 1955 di San Fransisco, California. Jobs adalah anak yang lahir di luar nikah dari pasangan Abdulfattah John Jandali dan Joanne Carole Schieble. Orang tua Schieble tidak suka anaknya bergaul dengan Abdulfattah yang merupakan imigran Suriah. Meski sudah melahirkan seorang anak, kedua orang tuanya kemudian pisah. Steve kecil diadopsi oleh pasangan baik hati, Justin dan Clara Jobs. Nama Jobs itu didapat dari keluarga adopsi ini.

Masa kecilnya tidak bahagia dan dia merupakan anak yang malas sekolah. Ia merasa sekolah merupakan kewajiban yang sangat membosankan. Namun, tidak dipungkiri dia adalah anak yang brilian. Inilah yang membuatnya meloncati kelas lima dan langsung masuk ke sekolah menengah.

Persinggungan pertama Jobs dengan dunia elektronik adalah ketika dia dan keluarganya pindah ke Los Altos, sebuah lingkungan yang banyak engineer dan perusahaan-perusahaan elektronik yang baru berkembang. Di SMA, dia bertemu dengan bertemu dengan Bill Fernandez, sesama penggemar elektronik. Bill kemudian memperkenalkan Steve kepada Woz, rekannya yang merupakan jenius elektronika.

Woz yang usianya 5 tahun lebih tua dari Steve Jobs ini tidak lain adalah Steve Wozniak. Wozniak inilah yang memiliki peran penting dalam perjalanan karir Steve Jobs di kemudian hari.

Jobs memilih kuliah di Reed College, Portland, Oregon. Sebuah kampus mahal yang membuat orangtuanya menguras kocek dalam-dalam. Jobs yang keras kepala tidak ingin kuliah di tempat lain. Ia ngotot kuliah di tempat ini.

Namun Jobs hanya betah satu semester saja kuliah di sana. Alih-alih serius memperdalam fisika dan sastra Inggris yang merupakan jurusan dipilihnya sendiri, ia malah mempelajari mistik dan kebudayaan Timur. Saat itu juga ia memutuskan untuk berhenti kuliah.

Bau dan Tidak Terurus


Tapi ia tak punya uang. Untuk bisa tetap hidup, ia harus mencari pekerjaan. Ia tidur di lantai kamar temannya. Mendapat uang dengan cara mengembalikan botol-botol Coke ke toko. Jika tak punya uang, ia pergi mencari makanan gratis di wihara Hare Krishna. Entah, apakah daya pikat Wihara itu yang kemudian mendorongnya mempelajari ajaran Budha.
Pada tahun 1974, Jobs mendapat pekerjaan pertamanya di Atari. Di sana ia hanya diperbolehkan bekerja di shift malam karena badannya bau dan penampilannya tidak terurus. Agar penampilan yang kacau balau itu tidak terlihat kaum eksekutif di siang hari.

Jobs tidak putus asa. Ia tetap bekerja keras dan menabung untuk mewujudkan cita-citanya. Pergi ke India untuk mencari pencerahan jiwa. Suatu ketika ia bertemu dengan atasannya Al Alcorn. Jobs meminta uang untuk melakukan perjalanan spiritual ke India. Atasannya menyetujui dengan syarat ia harus melakukan sebuah pekerjaan di Jerman. Jobs setuju.
Selesai urusan di Jerman, bersama Daniel Kottke, sahabatnya sejak di Reed College, Jobs berangkat ke India. Tepatnya pada musim panas 1974. Di India mereka berkunjung ke Neem Karoli Baba, yang berlokasi di Kainchi Ashram.  Pulang dari India, Jobs kemudian menganut agama Budha. Rambut dicukur dan mengenakan pakaian tradisional India. Kelak, Daniel Kottke ini menjadi karyawan pertama Apple.
Pada saat bersamaan, Jobs mendapati bahwa Woz telah berhasil mendesain sebuah komputer yang sangat ringkas. Jobs melihat bahwa produk yang dibuat rekannya ini sangat berpotensi untuk dijual.

Mendirikan Apple
Dengan tekad bulat, pada 1 April 1976, Jobs dan Woz mendirikan Apple Computer. Produk pertamanya Apple 1, buatan Steve Wozniak. Nama Apple sendiri digunakan karena Jobs sangat doyan dengan buah tersebut.

Setahun berikutnya, Apple II diluncurkan dan sukses besar. Apple-pun menjadi perusahaan terpenting di dunia komputer saat itu. Berikutnya, dengan penuh semangat, Jobs merancang proyek Lisa. Lisa adalah komputer yang memiliki graphical user interface (GUI), folder, fitur point and click, dan cut and paste. Lisa juga merupakan komputer pertama dengan mouse yang harganya terjangkau.

Jobs sempat keluar dari Apple pada tahun 1984 karena dikucilkan dan menempati posisi yang tidak nyaman karena tidak berhubungan langsung dengan inovasi produk. Dia lalu membuat perusahaan sendiri yang dinamakanna NeXT Computer Inc.

Pada tahun 1995, Apple Computer berada di titik terendah. Meski bisa terus bertahan dari penjualan Macintosh yang merupakan satu-satunya komputer dengan GUI pada saat itu, Apple mendapat persaingan ketat dari Microsoft. CEO Apple kala itu Gil Amelio tidak becus mengurus perusahaan, Steve Jobs kembali dipekerjakan.

Langkah pertama Jobs adalah membersihkan Dewan Direktur. Termasuk beberapa orang yang sempat “menyingkirkannya”. Ini ia lakukan semata-mata demi menyelamatkan perusahaan. Jobs juga membatalkan sejumlah proyek dan memangkas anggaran semaksimal mungkin. Pada 6 Agustus 1997 bahkan ia mengambil langkah radikal. Ia bekerjasama dengan Bill Gates. Padahal saat itu Apple dan Microsoft merupakan musuh bebuyutan.

Setelah itu bisa diduga, Apple menelurkan produk-produk mutakhir yang rakus disantap pasar.

Jobs terkenal akan idenya menciptakan sekaligus memasarkan teknologi yang mengubah trend dunia, mulai dari komputer hingga iPod dan iPhone. Teknologinya tetap menjaga idealisme desain yang minimalis dan mendobrak semua patokan yang ada. Bahkan saat dia ketahuan menderita kanker pankreas pada tahun 2004, Jobs masih mampu mencipta sebuah karya baru.

Pemutar musik iPod mungkin adalah salah satu produk Apple yang paling mempengaruhi laju teknologi musik di dunia. Selama 10 tahun sejak dibuat pada 2001, iPod masih merupakan barang paling dicari saat ini.

Pada 2007, Apple mengembangkan iPhone yang merupakan gabungan antara telepon genggam dan piranti lainnya seperti penyimpan foto, permainan dan web browser. Pada 2010, Jobs memperkenalkan iPad, sebuah komputer layar sentuh yang laris manis di pasaran walaupun para pengamat mengatakan benda tersebut tidak berguna.

Karena penjualan yang besar, nilai perusahaan Apple bahkan mengalahkan raksasa minyak AS, Exxon Mobil, pada awal bulan ini. Namun, di balik kesuksesan Apple, ternyata Jobs hanya digaji US$1 per bulannya. Pemasukan terbesarnya berasal dari bagi hasil keuntungan perusahaan Apple dan Disney.

Jobs memiliki 5,4 miliar saham Apple dan 138 juta saham Disney. Dari keduanya, dia mendapatkan keuntungan sekitar US$578 juta atau sekitar Rp4,9 triliun.
Pada 2004, dia didiagnosa mengidap kanker pankreas dan telah menjalani pengobatan. Dia pernah dinyatakan sembuh sampai pada tahun 2009 penyakitnya kambuh lagi. Penyakit inilah yang membuatnya terpaksa mundur sebagai CEO Apple pada 24 Agustus 2011.

"Saya selalu mengatakan jika pernah ada datang suatu hari ketika saya tak bisa lagi memenuhi kewajiban dan harapan sebagai CEO Apple, saya akan menjadi orang pertama yang memberi tahu Anda. Sayangnya, hari itu telah datang," demikian isi surat pengunduran diri Jobs sebagai CEO Apple.

Ceramah Kematian

Steve Jobs pernah bercerita cukup panjang mengenai kematian. Dia mengutarakannya di depan para wisudawan Universitas Stanford, AS, pada Juni 2005. Menurut Jobs, kematian bisa jadi adalah suatu "pencapaian terbaik dalam hidup" dan jangan menyia-nyiakan "waktu kita yang terbatas" dengan bergantung pada kehidupan orang lain."

Di bagian akhir pidatonya di hadapan para wisudawan Universitas Standford enam tahun yang lalu, Jobs secara khusus menyinggung konsep kematian. "Saya setiap hari bercermin dan bertanya kepada diri sendiri, 'Bila hari ini adalah yang terakhir bagi hidupku, apakah aku ingin melakukan apa yang akan kulakukan hari ini?' Dan bila hampir setiap hari menjawab 'Tidak,' berarti saya tahu saya harus mengubah sesuatu," kata Jobs.

"Mengingat saya akan akan segera mati merupakan hal yang paling penting untuk membantu saya membuat pilihan-pilihan besar dalam hidup," kata Jobs dalam pidatonya yang dimuat di laman Universitas Stanford. Saat itu, dia mengaku sudah setahun mengetahui dirinya menderita kanker.

"Kematian kemungkinan besar adalah pencapaian terbaik dalam Hidup. Itu adalah agen perubahan dalam hidup, dengan menggantikan yang tua untuk membuka jalan bagi yang baru," lanjut Jobs.
Pada pidato inilah terucap kutipan perkataan Jobs yang terkenal dan menginspirasi kaum muda. "Tetaplah lapar. Tetaplah bodoh."
Pada 5 Oktober 2011, Jobs menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam usia 56 tahun.

Apple Masih Besar
Kalangan pelaku pasar modal di Amerika Serikat optimistis meninggalnya pendiri Apple  Inc, Steve Jobs, tidak akan terlalu berpengaruh besar pada pergerakan harga saham Apple di Bursa Efek New York. Bahkan, saham Apple akan terus bergerak dengan tren naik.

Kendati demikian, para analis sangat yakin, kalangan investor harus memberikan penghargaan tertinggi kepada Steve Jobs yang sudah membangun budaya kerja di perusahaan teknologi informasi tersebut.

"Kami yakin etos yang dilahirkan Jobs, visi dan etika kerjanya, akan selamanya menuntut Apple," ujar Piper Jaffray Gene Munster salah seorang analis berpengaruh di pasar modal AS dalam riset hariannya seperti dikutip dari laman Forbes, Kamis, 6 Oktober 2011.

"Di bawah kepemimpinannya selama 35 tahun sebagai CEO Apple, Jobs tak hanya menginspirasi produk-produk Apple yang hadir dengan teknologi baru dan mengubah gaya hidup masyarakat, tetapi juga membuat ahli teknologi melakukan hal yang sama dengannya," ujar dia.

Dia juga optismistis Apple di bawah kepemimpinan Tim Cook akan terus berkembang. Pengganti Jobs ini dianggap sebagai sosok yang paling ideal untuk menahkodai Apple. "Cook memiliki kemampuan untuk menjalankan bisnis Apple. Dengan kombinasi kerendahan hati dan motivasi yang tak terpuaskan membuat Cook menjadi pengganti unik Jobs sebagai CEO," katanya.

Nilai pasar Apple saat ini sebesar US$351 miliar. Angka ini bertambah berkali-kali lipat dibandingkan nilai pasar Apple pada tahun 2000 yang hanya US$5 miliar. Pada perdagangan Rabu 5 Oktober 2011, saham Apple masih ditutup menguat 1,54 persen ke level US$378,25 per saham.

Sebanyak 928 juta saham Apple lebih tinggi nilainya dibandingkan nilai saham Microsoft, Hewlett-Packard, DirecTV, Dell dan Nokia dijadikan satu. Keuntungan yang besar Apple ini membuktikan bahwa Jobs bukan hanya seorang inovator gaek, tapi juga ahli keuangan yang handal.
• VIVAnews
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Tanggapanmu Di Sini

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Mediasiteku - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger