Riyadh - Pemerintah Arab Saudi mengancam akan meluncurkan program nuklir untuk kepentingan militer. Namun hal itu hanya akan dilakukan jika Iran berhasil mengembangkan senjata nuklir.
Padahal pemerintah Saudi telah menandatangani perjanjian dengan Amerika Serikat (AS) pada tahun 2008 silam, yang isinya bahwa Arab Saudi hanya akan mengembangkan nuklir demi kepentingan sipil. Saat ini, nampaknya pemerintah Saudi akan melanggar janji tersebut jika memang otoritas Iran berhasil membuat bom nuklir.
"Tidak ada niatan saat ini untuk mengembangkan program nuklir, tapi dinamika ini bisa saja berubah tiba-tiba, jika Iran berhasil mengembangkan kemampuan nuklir mereka," kata seorang pejabat senior Saudi.
"Secara politik, tidak bisa diterima jika Iran memiliki senjata nuklir dan kerajaan kami tidak," imbuhnya seperti dilansir surat kabar Inggris, The Times, Jumat (10/2/2012)..
Jika memang itu terjadi, maka Saudi akan mulai mengembangkan rudal balistik yang baru dengan membeli hulu ledak nuklir dari luar negeri, dan kemudian menggunakannya sebagai bahan baku senjata nuklir.
Para pejabat pemerintahan negara-negara Barat menyakini bahwa kemungkinan besar hulu ledak tersebut akan didapatkan dari Pakistan mengingat keduanya memiliki hubungan erat. Mereka yakin bahwa Pakistan akan bersedia menyuplainya ke Saudi, jika memang kondisi keamanan di wilayah Teluk terancam.
Menurut para pejabat tersebut, Saudi bisa saja mendapatkan hulu ledak nuklir dari Pakistan dalam hitungan minggu jika mereka mau. Pemasok lainnya juga diprediksi akan langsung menawarkan produknya di saat Saudi mengumumkan tengah mencari hulu ledak nuklir.
Namun saat dikonfirmasi, pejabat-pejabat kedua negara jelas membantah hal tersebut.
Diketahui bahwa selain negara-negara Barat, Saudi juga yakin bahwa Iran diam-diam sedang mengembangkan senjata nuklir. Saat ini, Saudi tengah mempersiapkan skenario terburuk dalam menghadapi nuklir Iran tersebut.
Padahal pemerintah Saudi telah menandatangani perjanjian dengan Amerika Serikat (AS) pada tahun 2008 silam, yang isinya bahwa Arab Saudi hanya akan mengembangkan nuklir demi kepentingan sipil. Saat ini, nampaknya pemerintah Saudi akan melanggar janji tersebut jika memang otoritas Iran berhasil membuat bom nuklir.
"Tidak ada niatan saat ini untuk mengembangkan program nuklir, tapi dinamika ini bisa saja berubah tiba-tiba, jika Iran berhasil mengembangkan kemampuan nuklir mereka," kata seorang pejabat senior Saudi.
"Secara politik, tidak bisa diterima jika Iran memiliki senjata nuklir dan kerajaan kami tidak," imbuhnya seperti dilansir surat kabar Inggris, The Times, Jumat (10/2/2012)..
Jika memang itu terjadi, maka Saudi akan mulai mengembangkan rudal balistik yang baru dengan membeli hulu ledak nuklir dari luar negeri, dan kemudian menggunakannya sebagai bahan baku senjata nuklir.
Para pejabat pemerintahan negara-negara Barat menyakini bahwa kemungkinan besar hulu ledak tersebut akan didapatkan dari Pakistan mengingat keduanya memiliki hubungan erat. Mereka yakin bahwa Pakistan akan bersedia menyuplainya ke Saudi, jika memang kondisi keamanan di wilayah Teluk terancam.
Menurut para pejabat tersebut, Saudi bisa saja mendapatkan hulu ledak nuklir dari Pakistan dalam hitungan minggu jika mereka mau. Pemasok lainnya juga diprediksi akan langsung menawarkan produknya di saat Saudi mengumumkan tengah mencari hulu ledak nuklir.
Namun saat dikonfirmasi, pejabat-pejabat kedua negara jelas membantah hal tersebut.
Diketahui bahwa selain negara-negara Barat, Saudi juga yakin bahwa Iran diam-diam sedang mengembangkan senjata nuklir. Saat ini, Saudi tengah mempersiapkan skenario terburuk dalam menghadapi nuklir Iran tersebut.
Source : Detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Tanggapanmu Di Sini