.
English French German Spain Italian Dutch
Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Home » » Korut Kecam Kebijakan Nuklir AS,Janjikan Persenjataan Lebih Kuat

Korut Kecam Kebijakan Nuklir AS,Janjikan Persenjataan Lebih Kuat

Written By AAN PRAWIRA on Selasa, 25 Mei 2010 | 25.5.10


Seoul (SIB)
Korea Utara, Jumat, menyerang kebijakan baru nuklir Amerika Serikat (AS) dan mengatakan bahwa itu menunjukkan keberlanjutan kejahatan Washington, dan berjanji untuk memperkuat persenjataan nuklirnya. “Sepanjang ancaman nuklir Amerika Serikat masih ada, DPRK (Korea Utara) akan terus meningkatkan dan memperbaharui berbagai jenis persenjataan nuklirnya, mengingat hal itu diperlukan di masa mendatang,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri kepada kantor berita resmi.
Dalam “Kajian Sikap Nuklir” yang diumumkan Selasa, pemerintahan Obama meninggalkan peluang penggunaan senjata nuklir terhadap negara-negara non-nuklir yang melaksanakan Kesepakatan Non-Proliferasi nuklir. Namun seluruh opsi terbuka bagi negara-negara seperti Korea Utara atau Iran yang oleh pihak Washington disebut sebagai menolak kewajiban non-proliferasi.
Korea Utara keluar dari perjanjian itu pada 2003 dan sejak saat itu telah melakukan dua uji coba senjata nuklir. “Hal ini membuktikan bahwa kebijakan Amerika Serikat kepada DPRK tidak berbeda dengan kebijakan jahat yang dilaksanakan oleh pemerintahan Bush,” kata kementerian. ‘Apa yang menjadi sangat penting adalah AS mengubah kebijakan jahatnya kepada DPRK dalam praktiknya.”
Perundingan terakhir, yang dilakukan oleh dua Korea, Korea Utara, Korea Selatan, China, Jepang, rusia dan AS, terjadi pada Desember 2008. Korea Utara mengumumkan pada 1 April 2009 bahwa pihaknya keluar dari forum itu dan kemudian melakukan uji coba nuklirnya yang kedua sebulah kemudian. Sebagai syarat-syarat untuk kembali ke perundingan, Korea Utara menginginkan komitmen AS untuk melakukan perundingan mengenai kesepakatan damai resmi dan pencabutan sanksi PBB.
Korea Utara mengatakan bahwa pihaknya mengembangkan persenjataan atom untuk mempertahankan diri dari ancaman nuklir AS dan tidak dapat menghentikannya hingga ancaman itu dicabut. Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa tujuan Korea Utara adalah perlucutan nuklir di Semenanjung Korea.
‘Jika ingin di Semenanjung dan seluruh dunia tidak ada nuklir, AS harus menghentikan aksi jahatnya menginjak-injak kedaulatan dan hak-hak negara lain untuk ada, mengejar kebijakan kekuatannya berdasarkan kekuasaan tertinggi nuklir.”
Iran Klaim Miliki Sentrifugal Baru
Presiden Iran mengungkapkan sentrifugal baru ‘generasi ketiga’ yang menurut kepala badan nuklir Iran bisa memperkaya uranium dengan lebih cepat. Sentrifugal itu akan mengayakan uranium ” enam kali lebih cepat dari generasi pertama”, kata Ali Akbar Salehi dalam pidato memperingati Hari Nuklir Nasional Iran.
Pengayaan uranium merupakan kekhawatiran utama negara-negara barat yang berunding dengan Iran mengenai program nuklirnya. Sentrifugal yang baru akan lebih canggih dari pada model P1 – yang dilaporkan didapat dari pasar gelap pada tahun 1980an dan sering macet – dan digunakan di fasilitas nuklir Natanz.
Pada bulan Oktober, Salehi mengumumkan bahwa sentrifugal generasi kedua yang dikembangkan oleh para ilmuwan Iran dan sebagian besar suku cadangnya dibuat di dalam negeri, akan dipasang di fasilitas nuklir dekat Qom yang dulunya dirahasiakan.
Wartawan BBC untuk Iran yang sedang berada di London, Jon Leyne, mengatakan menurut para pakar nuklir yang menjadi pertanyaan kunci adalah berapa banyak sentrifugal generasi ketiga yang bisa diproduksi Iran. Model yang ada sekarang sering mengalami gangguan jadi apakah Iran bisa dengan cepat menghasilkan banyak sentrifugal baru dan pengoperasiannya masih harus ditunggu, katanya.
Sementara Presiden AS Barack Obama menegaskan tidak ada jaminan bahwa sanksi internasional terhadap Iran bakal mengubah perilaku negera Republik Islam itu. Namun Obama percaya, tekanan terus menerus akan bisa mengubah pandangan Teheran tentang nuklir dari waktu ke waktu.
Penegasan Obama itu diungkapkan dalam sebuah wawancara dengan televisi yang ditayangkan, Jumat (9/4).”Jika pertanyaannya adalah, apakah kita memiliki jaminan dengan sanksi itu secara otomatis akan mengubah perilaku Iran, tentu saja tidak,” kata Obama dalam acara ABC, Good Morning America. “Sejarah rezim Iran, seperti juga Korea Utara yang tentu Anda tahu, tekanan internasional kepada negara-negara itu, kadang mereka memilih berubah, tetapi kadang juga tidak,” ungkap Obama.
Obama berbicara kepada ABC, Kamis (8/4), setelah meneken perjanjian pengurangan senjata nuklir dengan pihak Rusia. Perjanjian itu melanjutkan kesepakatan sebelumnya, yakni kedua negara yang memiliki persenjataan nuklir untuk terus mengurangi senjata-senjata pemunah massal itu. Itu sejalan dengan kampanye Obama yang menekankan perdamaian tanpa senjata
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berikan Tanggapanmu Di Sini

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Mediasiteku - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website
Proudly powered by Blogger